JAKARTA
-
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana menyelenggarakan
ujian nasional (UN) jenjang SMA pada Februari 2016.
Adapun biasanya, UN
diselenggarakan sebagai penutup dari kegiatan belajar mengajar dan ujian
sekolah. Pelaksanaan UN biasanya dilakukan bulan April.
Mendikbud Anies
Baswedan menyebutkan pelajaran tetap berlangsung seperti biasanya dan tidak ada
pemadatan.
"Materi yang
diujikan dalam ujian nasional adalah mata pelajaran yang sudah diajarkan. Tidak
boleh berisi materi yang belum belum pernah diajarkan. Jadi, bahannya hanya
sampai semester V," kata Anies di Kantor Kemendikbud, Jumat (29/5/2015)
siang.
Anies menambahkan,
dimajukannya jadwal UN dilakukan agar siswa dapat mempersiapkan para siswa ke
jenjang pendidikan selanjutnya.
Menurutnya, ia
mengatakan, untuk sekolah yang menggunakan kurikulum 2013, pihaknya sedang
melakukan pembahasan apakah akan ada materi berbeda atau sama dengan yang tidak
menggunakan kurikulum 2013.
Sementara, Kepala Pusat
Penilaian Pendidikan (Puspendik) Balitbang Kemendikbud Nizam mengatakan desain
UN dilakukan di akhir semester V agar siswa bisa melakukan perbaikan jika hasil
UN-nya kurang dari standar yang ditetapkan, yakni 55.
"Konsepnya diubah,
UN bukan akhir atau penutup pelajaran, tetapi sebagai bahan evaluasi di jelang
akhir. Sehingga, kalau kurang (belum memenuhi kompetensi) bisa dilakukan
remedy," terang Nizam.
Sementara, menurut
Nizam, bagi mereka yang sudah mencapai kompetensi maka di semester akhir bisa
melakukan pengayaan atau persiapan masuk perguruan tinggi.
Tidak sependapat,
Pemerhati Pendidikan, Doni Koesoema, mengatakan, sebaiknya UN tetap dilakukan
seperti jadwal sebelumnya. Ia menyebutkan, jika UN dipercepat akan membuat
siswa memiliki banyak waktu luang usai ujian.
"Kalau UN-nya
sudah dilakukan, biasanya siswa cenderung tidak mau belajar, karena banyak yang
menganggap UN itu ujian terakhir. Ini justru akan membuat efek negatif,"
katanya.
Ia berpendapat, UN
lebih baik dilakukan bulan April seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Apalagi, tambahnya,
dengan pemberlakuan dua kurikulum maka pemerintah harusnya fokus pada
pembenahan kurikulum sebelum beralih ke UN.
"Siswa bisa kurang
persiapan kalau dilakukan pada Februari," katanya. (Hidayatul Fajri)
Baca Selengkapnya »
